Pada
tanggal 31 Mei 2013, acara Audiensi Akbar yang dimotori oleh Tim Satuan Tugas
(Satgas) Audiensi Akbar akhirnya terselenggara, setelah sekian lama Keluarga
Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung menunggu saat yang tepat untuk berdiskusi
dengan pihak direktorat perihal permasalahan dan kondisi kampus secara umum
yang butuh penanganan segera.
Aktor besar dalam
pengonsepan acara ini adalah elemen MPM KEMA POLBAN dan BEMa KEMA POLBAN yang
mencoba mengolaborasikan tim pengkajinya menjadi sebuah tim khusus bernama
Satgas Audiensi. Hampir tiga bulan penuh sebelum pelaksanaan, tim satgas sudah
melakukan pengkajian mendalam mengenai permasalahan kampus.
Dimulai dengan
inputisasi data dari empat elemen besar manajerial kampus (Akademik, Keuangan,
Kemahasiswaan, dan Sarana Prasarana), Tim Satgas melangkah lebih jauh dengan
melakukan penyebaran kuesioner, diskusi dengan elemen KEMA, hingga komparasi
data dengan melakukan studi banding luar kampus yang melibatkan dua Politeknik
di Bandung. Hingga akhirnya, tema besar yang akan diangkat pada Audiensi Akbar
yaitu permasalahan parkiran dalam kampus, dana kemahasiswaan, dan sarana
prasarana kampus.
Kembali pada hari
pelaksanaan, bahwa Audiensi Akbar ini tidak hanya untuk mengakomodasi permasalahan
umum kampus, permasalahan tiap jurusan pun diangkat bersamaan. Diharapkan,
dengan konsep ini, segala kebutuhan untuk menyampaikan masalah sekaligus
solusinya dapat berjalan beriringan dan saling melengkapi.
Namun, pada
kenyataannya itu tidak terjadi. Pada hari pelaksanaan, tidak semua perangkat
diskusi hadir di tempat. Fatalnya, ‘Kartu AS’ untuk sesi permasalahan jurusan,
semuanya absen. Dari sekian puluh anggota direktorat, yang bisa benar-benar
menyempatkan waktunya hanyalah tiga orang, yaitu Direktur POLBAN, Wakil
Direktur bidang Akademik, dan Wakil Direktur bidang Kemahasiswaan.
Tak pelak, karena
seluruh Ketua Jurusan absen, maka sesi pertama tentang penyampaian permasalahan
jurusan pun menjadi hambar dan tidak solutif. Perwakilan mahasiswa tiap jurusan
tersebut hanya menyampaikan ‘uneg-uneg’nya tanpa ada jawaban konkrit dari pihak
yang bersangkutan. Namun, poin-poin utama dari permasalahan jurusan tersebut
akan diambil langkah lanjutnya pada Rapat Pimpinan POLBAN, seperti yang
dijanjikan oleh Bapak Direktur.
Sesi kedua pun
dilanjutkan dengan membahas tema besar yang diangkat oleh Tim Satgas. Dimulai
dengan presentasi oleh perwakilan Tim Satgas, pandangan mengenai permasalahan
kampus dikupas tuntas. Tak hanya mengungkapkan masalah saja, Tim Satgas pun
sekaligus memberikan solusi konkritnya. Selesai presentasi, maka dimulailah
forum diskusi antara narasumber maupun audiens.
Namun, lagi-lagi,
karena tidak lengkapnya personel dari Wakil Direktur, permasalahan yang
dibicarakan menjadi bias dan kurang didasarkan oleh fakta dan data yang ada.
Terungkap ketika diskusi membicarakan permasalahan sarana prasarana kampus,
‘Kartu AS’ dari Wa-dir bidang Sarana Prasarana tidak hadir, hingga tema yang
diangkat menjadi tak berujung berpangkal.
Diskusi pun
berjalan alot, namun belum maksimal menghasilkan solusi. Statement yang
berkembang pun jauh dari pembahasan masalah yang ada. Karena keadaan ini, maka
forum belum berhasil mencapai kata sepakat, dan akhirnya sesuai dengan
persetujuan seluruh forum pula, pembahasan solusi dari acara Audiensi Akbar ini
akan kembali diangkat dalam Audiensi tertutup, yang akan dilaksanakan pada hari
Selasa, 25 Juni 2013.
Foto ketika Audiensi Akbar
Foto ketika Audiensi Akbar
Audiensi Tertutup
Pada hari Selasa, 25 Juni 2013 kemarin, telah diadakan Audiensi Tertutup
sebagai perpanjangan tangan dari Audiensi Akbat yang telah dilakukan 31 Mei
2013 lalu. Audiensi tertutup dipilih sebagai opsi win-win solution untuk
menemukan solusi yang belum ditemukan pada Audiensi Akbar.
Audiensi yang
digagas oleh Tim Satuan Tugas ini berlangsung di Ruang Rapat lantai 3 Gedung
Direktorat. Meski berjudul Audiensi tertutup, nyatanya tidak demikian adanya.
Antusias KEMA POLBAN yang diwakili oleh beberapa orang dari masing-masing
ormawa cukup meramaikan ruangan. Hadir pula Ketua BEMa Yunus Muharrahman
beserta jajarannya, begitupun perwakilan dari MPM semakin melengkapi kekompakan
dari pihak mahasiswa.
Tak main-main,
pihak yang diundang sebagai narasumber untuk audiensi ini pun berasal dari
jajaran pembantu direktur, yang hadir all-team, hadir pula Ketua Jurusan Teknik
Kimia. Sayang sekali, tak tampak Bapak Mei Sutrisno sebagai Direktur POLBAN
pada hari itu.
Audiensi dimulai
dengan membicarakan permasalahan Outsourcing (swastanisasi) parkiran mahasiswa.
Seperti yang sudah disepakati oleh Keluarga Mahasiswa, bahwa mereka setuju,
parkiran akan dikelola swasta sebagaimana kampus lainnya. Untuk itu, ajuan
pertanyaan yang dikemukakan Tim Satgas, disinggung mengenai sudah adakah tender
yang akan mengelola parkiran tersebut.
Jawaban dari Bapak
Umar Mei selaku Pudir bidang Keuangan terlihat positif, karena sebenarnya
mereka pun sudah merencanakan untuk parkiran mahasiswa dikelola oleh swasta,
namun tahun-tahun kebelakang dikhawatirkan ada gejolak dari mahasiswa yang
tidak setuju akan kebijakan ini. Namun, seiring dengan permintaan Keluarga
Mahasiswa sendiri, maka pelaksanaan swastanisasi ini akan segera dilakukan,
maksimal tahun depan, dengan merubah terlebih dahulu teknis pelaksanaan
pembangunan, yang melibatkan pihak pusat.
Ketika ditanyakan
mengenai hak-hak mahasiswa dalam pengambilan keputusan tender, beliau berujar
bahwa mahasiswa mempunyai hak penuh dengan status user untuk mengambil tender
yang paling layak. Adapun tuntutan kelayakan pada masing-masing calon tender
tersebut dapat dibuat dalam TOR (Terms Of Referrence) yang berisi apa saja
tuntutan kebutuhan mahasiswa sebagai tolok ukur pemenangan tender. Maka bila
telah terangkum semua, maka akan diadakan rapat lanjutan di lain waktu untuk
mendiskusikan masalah ini.
(Kelanjutan dari
pembuatan TOR ini dilakukan pada hari Rabu 26 Juni 2013 dengan rakor KEMA, dan
kini telah selesai)
Berlanjut pada
pembahasan Transparansi dana DIPA Pembangunan. Beberapa perwakilan KEMA mulai
menanyakan kelanjutan pembangunan di beberapa titik di POLBAN, sebut saja SC, Penerangan,
Jalan, Gedung Magister dan lain-lain. Sesuai kapasitasnya, kali ini yang
menjadi narasumber yaitu Bapak Mukhtar selaku pejabat pelaksana pembangunan.
Beberapa data yang beliau berikan, berikut rangkumannya :
a. Gedung Indoor
futsal sedang dibuat HPSnya dan disharekan ke tender.
b. APBNP 10 milyar
telah diturunkan. 4/3 nya digunakan untuk pembangunan Gedung MST (Magister
Sains Terapan), sisanya disebar pada perbaikan lain
c. SC mulai
diperbaiki massif mulai bulan Juni 2013. Untuk perbaikan atap dan keseluruhan
dibutuhkan 45 hari.
d. Penerangan yang
rusak ditarget selama 2 minggu penyelesaian (Mulai 25 Juni)
Disinggung mengenai
data transparansi untuk pembangunan, beliau berujar untuk transparansi
pembangunan publik bisa diikuti di website POLBAN. Tetapi yang masih dalam
perencanaan tidak dapat di-publish begitu saja, karena termasuk dokumen Negara.
Sementara, perencanaan dapat dilihat di RUP POLBAN. “Dan LSM juga akan ikut
mengawasi ini semua,” ujar beliau mantap.
Adapun bila ingin
mengetahui langsung fakta data-data transparansi mengenai pembangunan yang
belum disinggung diatas, maka dapat langsung saja bertanya pada beliau di
ruangan UPT-PP Gedung P2T POLBAN.
Berlanjut ke
pembahasan transparansi dana kemahasiswaan, yang dinarasumberi oleh Bapak
Bambang Wisnuadhi selaku Pudir bidang Kemahasiswaan. Ketika disinggung mengenai
dana kemahasiswaan yang cenderung macet, beliau mengeluarkan data bahwa Dana
yang diberikan pusat sebesar 11 milyar rupiah, namun baru dibayarkan
setengahnya oleh DIKTI.
Ketika dikritisi
mengenai transparansi dan pengawasannya, menurut beliau akan sangat sulit untuk
membuat hal ini disalahgunakan karena banyak pengawasan. Juga proses
pencairannya juga sangat lama. Beliau pun menyarankan pada ormawa untuk
permasalahan SPJ/LPJ nya, kalau bisa 28 hari sebelumnya seharusnya sudah
diberikan, untuk mengantisipasi kemacetan dana karena keterlambatan.
Tak
tanggung-tanggung, Audiens meminta untuk permasalahan ini diminta
transparansinya di tempat. Namun beliau berujar bahwa untuk transparasi saat
ini tidak bisa diberikan saat ini juga. “adalah hal yang salah jika saya
menginformasikan hal yang semestinya tidak diinformasikan pada publik, dan saya
juga harus berkonsultasi dulu dengan SPI” ujarnya. Menurut beliau, ada beberapa
poin yang termasuk rahasia negara, yang dikhawatirkan akan terjadinya nepotisme
dari data yang diberitahukan begitu saja. Namun, menurut beliau, bila mahasiswa
berniat baik untuk mengetahui transparansi dana kemahasiswaan secara bertanggung
jawab, dipersilahkan untuk datang ke Ruang Pudir Kemahasiswaan di lantai 1
Gedung Direktorat.
Berbicara mengenai
tranparansi dana perlombaan ormawa, mengenai kegiatan apa saja yang ideal untuk
dibiayai, pun dikupas tuntas. Menurut beliau, sistemnya harus berlevel
nasional, kompetisinya kredibel dan mahasiswanya sendiri sebagai peserta dari
kegiatan perlombaan tersebut. Semestinya, kata beliau, dana ini termaksimalkan
oleh UKM yang ada di POLBAN, namun sayang masih ada salah kaprah dalam
pengelolaannya sehingga dana besar ini kurang terserap. Mengenai transparansi
dananya sendiri, beliau tidak akan memberikan infonya, kecuali pada Ormawa/UKM
yang mempunyai kegiatan bersangkutan.
Topik lain pun
diangkat, yaitu mengenai pengelolaan dana IKM yang berbasis koperasi. Seperti
yang sering dialami mahasiswa, dana Kemahasiswaan dari pusat terkadang macet,
hingga menyebabkan kegiatan mahasiswa menjadi terganggu. Ketika dibahas dalam
rapat sebelumnya, akhirnya KEMA setuju untuk mencoba mengelola dana IKM di tahun
depan untuk mengantisipasi kejadian macetnya dana seperti tahun ini. Ketika
diangkat, ternyata permasalahan menemui pangkal yang cukup rumit. Menurut Pak
Bambang, dibutuhkan pengetahuan mendalam mengenai koperasi dan fungsinya itu
sendiri, ditambah dengan menyesuaikan keadaan dengan UU terbaru mengenai
Koperasi. Bila gegabah, tentu mahasiswa sendiri yang akan kerepotan. Beliau
menyarankan, sebaiknya dibangun terlebih dahulu pondasi dari pengetahuan
mengenai pengelolaan dana itu sendiri, terutama terkait koperasi. Namun, ujar
beliau, masalah kemacetan dana sedikit banyak bisa diminimalisir dengan sifat
entrepreneurship yang dimiliki oleh mahasiswa itu sendiri.
Adapun pembahasan
terakhir yang diangkat pada Audiensi tertutup ini adalah permasalahan beasiswa.
Berikut rangkuman mengenai data masing-masing beasiswa:
1. Dana beasiswa
unggulan (SP2D) masih dalam pencocokan data, secepatnya akan dikirimkan ke rek
POLBAN, nanti ditransfer ke rek mahasiswa masing-masing.
2. PPA dan BBM
sudah masuk DIPA DIKTI dan diurus pusat dan sudah masuk status SP2D, nanti
ditransfer oleh bank mandiri ke rekening mahasiswa (tidak melalui rekening
POLBAN).
3. Untuk beasiswa
BRI, secepatnya akan cair, silahkan bertanya pada bank bersangkutan.
4. Beasiswa
Industri ada yang sudah ada yang cair dan belum, silahkan konfirmasi pada
perusahaan.
5. Beasiswa Bidik
misi sudah cair.
Dan Audiensi
tertutup pun selesai. Namun, masih ada sesi penting lainnya, yaitu sesi
follow-up permasalahan jurusan. Namun, karena hanya ketua Jurusan Teknik Kimia
yang hadir dan bisa di follow-up, maka Audiensi pun diakhiri.
No comments:
Post a Comment